Menurut Institut of Petroleum (IP)
minyak bumi adalah suatu zat yang terjadi dalam bumi yang sebagian besar
terdiri dari hidrokarbon padatan, cairan, dan gas. Kebanyakan minyak bumi
mengadung emulsi air, garam anorganik yang mungkin terbentuk dalam pengeboran
dan pengaliran atau pengangkutan.
Batasan secara tepat untuk minyak bumi
sangat sulit diberikan. Secara fisik bahan tersebut terlihat sebagai cairan
berwarna cokelat kemerahan atau hitam tetapi seringkali berwarna kehijauan atau
flurosensi kebiruan dan dalam sinar transmisi berwarna kekuning-kuningan,
jingga, dan merah. Pada suhu biasa minyak bumi berbentuk cairan yang sangat
kental, setangah padat, dan padat. Hal ini disebabkan oleh adanya kadar
paraffin yang terkandung didalamnya. (Jasji dan Nasution, 1997)
Teori Pembentukan Minyak Bumi
1.
Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barth Barthelot |
Mendeleyev |
Barth
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi
antara kalsium karbida dengan air yang menghasilkan asetilena, seianjutnya
karena suhu dan tekanan yang tinggi asetilena berubah menjadi minyak bumi.
Barthelot menganggap bahwa kalsium karbida terjadi karena reaksi antara
kalsium karbonat dengan logam alkali. Teori
anorganik yang lain, di mana asetilena juga merupakan bahan dasar, diajukan
oleh Mendeleyev(1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya
pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Teori yang lebih
ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak
bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan
bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan
fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di
atmosfer beberapa planet lain.
Teori Biogenesi (Organik)
Macqiur
(Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa
minyak bumi berasal dan turnbuhan. Kemudian M.W. lamanosow (Rusia, 1763) juga
mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga dukung oleh sarjana lainnya seperti,
New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), BearI (1938) dan Hofer. Mereka
menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah
mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah sebuah lapisan dalam
perut bumi”. Minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak terbarukan.
Pembentukan minyak bumi dimulai dan bangkai makhluk hidup laut kecil dan
tumbuhan yang mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur. Semuanya membentuk
fosil. Endapan ini mendapat tekanan dan panas yang besar. Secara alami akan
berubah menjadi minyak bumi dan gas alam. Massa jenis air lebih besar sehingga
minyak bumi akan terdorong dan terapung. Kemudian minyak bumi bergerak dan
mencari tempat yang lebih baik untuk berhenti dan terperangkap dalam batuan
yang kedap atau kadang-kadang merembes keluar ke permukaan bumi. Hal ini dapat
menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut petroleum. (Petroleum berasal dan
bahasa latin petrus” artinya batuan dan “oleum” artinya minyak). Untuk
rnemperoleh minyak bumi atau petroleum dilakukan pengeboran. Pengeboran menjadi
lebih mudah dilakukan karena massa jenis minyak bumi lebih kecil daripada air.
Hal ini mengakibatkan minyak terapung di atas air.
Berdasarkan
teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang
permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfer dengan
permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan,
di mana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (C02). Pada
arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak
dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua
CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme).
Komposisi Minyak Bumi
Komposisi
minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a) Hidrokarbon Jenuh
(alkana)
§ Dikenal
dengan alkana atau parafin
§ Keberadaan
rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
§ Sedangkan
rantai bercabang lebih sedikit
§ Senyawa
penyusun diantaranya:
1.
Metana CH4
2.
Etana CH3 –
CH3
3.
Propana CH3 –
CH2 – CH3
4.
Butana
CH3 –
(CH2)2 – CH3
5.
n-heptana CH3 –
(CH2)5 – CH3
b) Hidrokarbon Tak Jenuh
(alkena)
§ Dikenal
dengan alkena
§ Keberadaannya
hanya sedikit
§ Senyawa
penyusunnya:
·
Etena,
CH2 =
CH2
·
Propena,
CH2 =
CH – CH3
·
Butena, CH2 =
CH – CH2 – CH3
a) Hidrokarbon
Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
·
Dikenal dengan sikloalkana
atau naftena
·
Keberadaannya lebih sedikit
dibanding alkana
·
Senyawa penyusunnya :
d) Hidrokarbon
aromatik
·
Dikenal sebagai seri aromatik
·
Keberadaannya sebagai
komponen yang kecil/sedikit
·
Senyawa penyusunannya:
a) Senyawa
Lain
·
Keberadaannya sangat sedikit
sekali
·
Senyawa yang mungkin ada
dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil
sekali)
Berdasarkan komponen terbanyak :
1.
Golongan Parafin
Yaitu
senyawa hidrokarbon rantai terbuka. Dimanfaatkan untuk bahan bakar karena
penghasil gasolin.
2.
Golongan Naftalena
Senyawa
hidrokarbon rantai siklis/tertutup. Digunakan untuk aspal dan pelumas.
3.
Golongan Campuran (Parafin-Naftalena)
Senyawa
hidrokarbon rantai terbuka-tertutup.
Pengolahan
Minyak Bumi
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa
hidrokarbon dengan berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang
berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan
pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming,
polimerisasi, treating, dan blending.
1.
Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara
pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih
komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Minyak mentah mengandung campuran
senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih bervariasi, mulai metana (CH4)
yang memiliki titik didih paling rendah hingga residu yang memiliki titik didih
paling tinggi sehingga tidak teruapkan pada pemanasan. Dengan distilasi ini,
minyak mentah dipanaskan pada suhu 370°C, kemudian uap yang dihasilkan
dialirkan dan diembunkan (dikondensasikan) pada suhu yang sesuai. Cara
distilasi dengan menggunakan beberapa tingkat suhu pendinginan atau pengembunan
disebut distilasi bertingkat.
Proses penyulingan berlangsung sebagai berikut.
Mula-mula minyak mentah dipanaskan pada suhu 370°C sehingga mendidih dan
menguap. Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak
bumi meliputi paraffin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai
karbon dengan jumlah atom C lebih dari 20 atom. Minyak mentah yang menguap pada
proses distilisasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi
pada suhu yang berbeda-beda. Fraksi minyak bumi yang tidak terkondensasi terus
naik ke bagian atas kolom sehingga keluar sebagai gas alam.
2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan)molekul-molekul
senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih
kecil. Contoh cracking ini adalah pengubahan minyak solar atau minyak tanah
(kerosin) menjadi bensin.
Terdapat dua cara proses cracking.
1.
Cara panas
(thermal cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta
tekanan rendah.
2.
Cara katalis
(catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis
platina atau molybdenum oksida.
Proses pemecahan ini menghasilkan bensin dalam
jumlah besar dan berkualitas lebih baik. Contohnya, pemecahan senyawa n-dekana
menjadi etena dan n-oktana.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin
yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu
lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus
molekul sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda sehingga proses ini disebut
juga isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan
molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Misalnya, penggabungan senyawa
isobutene dengan senyawa isobutana yang menghasilkan bensin berkualitas tinggi,
yaitu isooktana
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi
dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating
sebagai berikut.
a) Copper
sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan pengotor yang
menimbulkan bau tidak sedap.
b) Acid treatment
adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c)
Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsure belerang.
6. Blending
Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik
dilakukan blending (pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat
aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses pengolahannya. Bahan- bahan
pencampur tersebut, antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE, etanol, dan
methanol. Penambahan zat aditif ini dapat menimgkatkan bilangan oktan.
Penjelasan
tentang destilasi bertingkat
Minyak mentah
(crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum dapat
digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu
karena minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon,
khususnya komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang
sederhana/pendek sampai ke rantai C yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa
yang bukan hidrokarbon.
Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon,
maka pada minyak mentah ditambahkan asam dan basa.
Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan
atmosfer biasa, memiliki titik didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang
berkisar dari suhu yang sangat rendah sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal
ini, titik didih hidrokarbon (alkana) meningkat dengan bertambahnya jumlah atom
C dalam molekulnya.
Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari
komponen-komponen minyak bumi, maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah
menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses distilasi bertingkat. Destilasi
bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan) dengan menggunakan
tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih campuran yang
diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa
fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi.
Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam
komponen-komponen murni (senyawa tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan
karena tidak praktis, dan mengingat bahwa minyak bumi mengandung banyak senyawa
hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon. Dalam hal ini
senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan titik didih yang berdekatan.
Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan dengan proses distilasi
bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi ialah
campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.
a. Pengolahan tahap pertama (primary process)
Pengolahan tahap pertama ini berlangsung melalui proses
distilasi bertingkat, yaitu pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya
berdasarkan titik didih masing-masing fraksi.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa
cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut menara
gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal
itu menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan
terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian
yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya, sehingga komponen yang mencapai
puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
Perhatikan diagram fraksionasi minyak bumi pada gambar 2 di
atas.
Hasil-hasil frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut.
1) Fraksi pertama
Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling
ringan. Minyak bumi dengan titik didih di bawah 30 oC, berarti
pada suhu kamar berupa gas. Gas pada kolom ini ialah gas yang tadinya terlarut
dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak terlarut dipisahkan pada waktu
pengeboran.
Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural
Gas) yang mengandung komponen utama propana (C3H8) dan
butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum Gas)
yang mengandung metana (CH4)dan etana (C2H6).
2) Fraksi kedua
Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi
dengan titik didih lebih kecil 90 oC, masih berupa uap, dan
akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu 30 oC –
90 oC. Pada trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan
mencair dan keluar ke penampungan petroleum eter. Petroleum eter merupakan campuran
alkana dengan rantai C5H12 – C6H14.
3) Fraksi Ketiga
Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi
dengan titik didih lebih kecil dari 175 oC , masih berupa
uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90 oC –
175 oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke
penampungan bensin. Bensin merupakan campuran alkana dengan rantai C6H14–C9H20.
4) Fraksi keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik
didih lebih kecil dari 200 oC, masih berupa uap, dan akan masuk
ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 200 oC.
Pada trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan
nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20–C12H26.
5) Fraksi kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak
bumi dengan titik didih lebih kecil dari 275 oC, masih berupa
uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC -
275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair
dan keluar ke penampungan kerosin. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran
alkana dengan rantai C12H26–C15H32.
6) Fraksi keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak
bumi dengan titik didih lebih kecil dari 375 oC, masih berupa
uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 250 oC -
375 oC. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan mencair
dan keluar ke penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan
campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.
7) Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan
pada suhu tinggi, yaitu di atas 375 oC, sehingga akan terjadi
penguapan.
Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan
residu yang menguap. Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak
menguap, seperti aspal dan arang minyak bumi. Adapun residu yang menguap
berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke kolom pendingin dengan suhu
375 oC. Minyak pelumas (C16H34–C20H42) digunakan
untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44–C24H50) untuk
membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan
untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.
b. Pengolahan tahap kedua
Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari
hasil-hasil unit pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan
ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak
(BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang
lebih baik, yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar. Pada pengolahan
tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa pemecahan
molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi,
alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming).
Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses
seperti di bawah ini
1) Konversi struktur kimia
Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi
senyawa hidrokarbon lain melalui proses kimia.
a) Perengkahan (cracking)
Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi
molekul hidrokarbon yang lebih kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah
dan stabil.
Caranya dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
• Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan
menggunakan suhu dan tekanan tinggi saja.
• Perengkahan katalitik; yaitu proses perengkahan dengan
menggunakan panas dan katalisator untuk mengubah distilat yang memiliki titik
didih tinggi menjadi bensin dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan
butana dan gas lainnya.
• Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses
perengkahan yang merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan
"menyuntikkan" hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh.
Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat
dihasilkan elpiji, nafta, karosin, avtur, dan solar. Jumlah yang diperoleh akan
lebih banyak dan mutunya lebih baik dibandingkan dengan proses perengkahan
termal atau perengkahan katalitik saja.
Selain itu, jumlah residunya akan berkurang.
b) Alkilasi
Alkilasi adalah suatu proses penggabungan dua macam
hidrokarbon isoparafin secara kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan
tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin atau avgas.
c) Polimerisasi
Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih
untuk membentuk molekul tunggal yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini
ialah untuk menggabungkan molekul-molekul hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen,
propena) menjadi senyawa nafta ringan.
d) Reformasi
Reformasi adalah proses yang berupa perengkahan termal
ringan dari nafta untuk mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti
olefin dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa
konversi katalitik komponen-komponen nafta untuk menghasilkan aromatik dengan
angka oktan yang lebih tinggi.
e) Isomerisasi
Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah
tanpa menambah atau mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah
menjadi hidrokarbon garis bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi.
Dengan proses ini, n-butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan
sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.
2) Proses ekstraksi
Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan
daya larut fraksifraksi minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2,
furfural, dan sebagainya. Dengan proses ini, volume produk yang diperoleh akan
lebih banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan dengan proses distilasi
saja.
3) Proses kristalisasi
Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar
perbedaan titik cair (melting point) masing-masing. Dari solar yang mengandung
banyak parafin, melalui proses pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat
dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada hampir setiap proses pengolahan, dapat
diperoleh produk-produk lain sebagai produk tambahan. Produk-produk ini dapat
dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan untuk pembuatan bahan plastik,
bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan berbagai hasil petrokimia lainnya.
4) Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)
Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses
pengolahan tahap pertama dan proses pengolahan lanjutan sering mengalami
kontaminasi dengan zat-zat yang merugikan seperti persenyawaan yang korosif
atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan ini harus dibersihkan misalnya dengan
menggunakan caustic soda, tanah liat, atau proses hidrogenasi. Proses
pengolahan minyak mentah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi yang bermanfaat
dilakukan di kilang minyak (oil refinery). Di Indonesia terdapat sejumlah
kilang minyak, antara lain:
- kilang
minyak Cilacap, Jawa Tengah (Kapasitas 350 ribu barel/hari);
- kilang
minyak Balongan, Jawa Tengah (Kapasitas 125 ribu barel/hari);
- kilang
minyak Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 240 ribu barel/hari);
- kilang
minyak Dumai, Riau;
- kilang
minyak Plaju, Sumatra Selatan;
- kilang
minyak Pangkalan Brandan, Sumatra Utara; dan
- kilang
minyak Sorong, Papua.
Kualitas
Bensin dan Dampaknya
Pembakaran bensin yang diinginkan adalah
yang menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini
tergantung dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer
ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis
rantai hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin. -Alkana
rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan n-nonana sangat
mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum
piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal
sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa
komponen bensin yang belum terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston
tidak maksimum. -Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin
seperti isooktana tidak
terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi
yang ditransfer ke piston lebih besar.
Oleh karena itu, bensin dengan kualitas
yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai
bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin
ini dinyatakan olehbilangan oktan .
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan
bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai
bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100
untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% nheptana dan 70%
isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100) = 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran
sampel bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik
tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai
campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka
kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk
menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan
oktan ~70. Untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan:
-Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi
hidrokarbon rantai bercabang melalui proses reforming Contohnya mengubah
n-oktana menjadi isooktana.
-Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir
fraksi bensin.
-Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat
pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat
racun, maka penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa organik,
seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).
Angka oktan bensin :
a. bensin premium angka
oktan 80 – 88
b. pertamax angka oktan
92
c. pertamax plus angka
oktan 95
d. bensin super angka
oktan 98
Maka semakin tinggi angka oktannya,
semakin bagus pula kualitas bensinnya.
kendaraan bermotormemberikan
kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC
sebesar88,90% (Bapedal, 1992).
Asap buangan kendaraan bermotor yang merugikan akibat dari
hasil pembakaran bahan bakar antara lain :
a. Gas
Karbon dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon
dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gasrumah kaca,
sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkanpeningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon
Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak
berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gaskarbon monoksida
bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan,dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui
pernapasan, gas karbon monoksida bereaksidengan hemoglobin darah, membentuk
karboksihemoglobin (COHb).CO +
Hb COHbHemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin
(O2Hb) dan dibawake sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.O2 + Hb O2HbNamun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300
kali lebih besardaripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen
dapat diserang oleh gaskarbon monoksida.CO +
O2Hb COHb +
O2Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital
hemoglobin untuk membawa oksigen bagitubuh
cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara
adalah dengan mengurangipenggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah
katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap
pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan,membentuk asam
sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila
SO3terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida
belerang dapat larutdalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran
NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx.
Ambangbatas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara
langsung) padamanusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain
dan menimbulkanfenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya
pandang, iritasi padamata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan
menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari
udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makananterkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan
dapat menyebabkan gejala keracunan timbel,seperti sakit kepala, mudah
teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebatmenyebabkan
kerusakan otak, ginjal, dan hati.
Sumber Bahan Pencemaran
a. Pembakaran Tidak Sempurna
Menghasilkan asap yang mengandung gas
karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga),dan sisa bahan bakar
(hidroksida).
b.. Pengotor
dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil mengandung sedikit
belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2atau SO3).
c. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
Bensin yang ditambahi tetraethyllead
(TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akanmenghasilkan partikel timah hitam
berupa PbBr2.Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari
alam untuk memenuhikebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan (misalnya udaradan
iklim, air dan tanah)
Selain menghasilkan energi,
pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga
melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx),dan sulfurdioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam,
smog dan pemanasan global).
Eksploitasi minyak bumi, khususnya
cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak,
misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan
tumpahnyaminyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran
perairan. Pada dasarnyapencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
Selain itu , secara tidak
langsung, kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadaplingkungan air terutama melalui air buangan dari
jalan raya. Air yang terbuang dari jalan
raya,terutama terbawa oleh air hujan, akan mengandung bocoran bahan
bakar dan juga larutan daripencemar udara
yang tercampur dengan air tersebut.
Dampak
penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan
batu bara.Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam
pertambangan terbuka (OpenPit Mining). Pertambangan
ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisanbatu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga
bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan
tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama
waktu tertentu.
salam untuk semua orang di forum blog ini, saya ingin memberi tahu Anda semua tentang terobosan keuangan yang ditawarkan pak pedro untuk saya lalui ketika saya kelaparan dengan bisnis dan keluarga saya selama pandemi covid19. saya menemukan mr pedro di blog spot oleh seseorang yang merekomendasikan dia kepada siapa pun yang mencari pinjaman saya sangat bersemangat dan saya juga termotivasi untuk berada dalam posisi kebebasan finansial karena keluarga saya kelaparan, saya menghubungi mr pedro di aplikasi apa yang saya katakan dia kisah hidup saya tentang situasi keuangan dia mengirimi saya formulir aplikasi untuk diisi dengan perincian saya yang saya lakukan kemudian setelah dia mengirimi saya perjanjian pinjaman kemudian saya meneruskannya ke pengacara saya untuk melihat dan memberi tahu saya tentang cara melakukannya kemudian setelah saya menandatangani perjanjian pinjaman setelah itu pinjaman saya disetujui beberapa jam yang lalu bank menghubungi saya untuk transfer dana dan biaya yang harus saya bersihkan di konter bank saya membersihkan biaya yang saya terima pinjaman saya pada hari berikutnya saya membersihkan biaya bank jadi sangat menyenangkan bekerja dengan mr pedro dan saya berterima kasih banyak atas bantuan yang dia berikan kepada saya yang sangat membantu keluarga saya dari kelaparan. hubungi mr pedro di email: pedroloanss@gmail.com atau berbicara dengannya di whatsapp + 1-8632310632 . untuk tanggapan cepat karena dia selalu sibuk tetapi mereka memiliki beberapa rekan kerja tim profesional lain yang bekerja dengannya juga, tetapi saya merekomendasikan mr pedro kepada siapa pun yang mencari bantuan keuangan.
ReplyDelete