Friday, February 28, 2014

Karya Ilmiah Teknologi

Hai, ini ada sedikit posting tugas bahasa indonesia, kaya ilmiah. Pendek sih memang tp semoga membantu yaa.maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan. feel free to copy :D 

Kata Pengantar



            Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam karena karunia-Nya, kami diberi kemudahan dalam menyusun dan menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Dampak Gadget pada Kehidupan Sehari-hari”. Karya ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu/Bapak guru pelajaran yang bersangkutan. Pembahasan karya ilmiah ini mengenai dampak serta manfaat gadget dalam kehidupan sehari-hari.
            Kami harap dengan adanya karya ilmiah ini akan memberikan kemudahan bagi pembaca. Kami menyadari makalah ini belum sempurna, maka dari itu kami mengharapkan saran yang membangun agar karya ilmiah menjadi lebih baik.
            Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh











Bandung, 14 Februari 2014
Penyusun




(Sorry Daftar Isinya gabisa di post krn pake ToC yg heading.jadi daftar isinya bikin sendiri ya :D)

BAB 1

Pendahuluan


1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi saat ini menyebabkan variasi gadget di kehidupan sehari-hari. Modernisasi dan globalisasi mendorong kemajuan bidang teknologi sangat pesat sehingga berbagai gadget baik smartphone,tablet, dan tipe gadget lainnya hadir untuk membantu memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Selain itu, kebutuhan akan pemenuhan informasi saat ini sangatlah menuntut. Di era modern ini, informasi sangatlah cepat berubah seiring dengan kondisi sosial yang semakin kompleks. Manusia dalam kehidupan sehari-harinya sangat bergantung pada gadget.
Tuntutan akan gaya hidup dan hiburan sangatlah tinggi. Saat ini, orang-orang cenderung memainkan permainan yang ada pada gadget mereka dibandingkan dengan memainkan permainan tradisional ataupun yang bersifat kegiatan fisik. Hal ini diakibatkan sempitnya waktu yang dimiliki oleh mereka untuk bersantai sehingga mereka lebih memilih permainan yang praktis, mudah dimainkan, menghibur, dan tidak menuntut banyak.
Di dunia usaha tentu saja gadget memberi sumbangsih besar. Prospek cerah dan teknologi yang berkembang dengan pesat membuat bisnis gadget ini sangat menjanjikan dan memberi keuntungan yang cukup besar terutama apabila pengusaha bisa mengikuti selera masyarakat dan tuntutan hidup saat ini.
Penduduk perkotaan relatif memiliki waktu luang yang sempit. Hal ini diakibatkan oleh tingginya kesibukan yang mereka miliki dan pekerjaan mereka yang lebih terspesialisasi dibandingkan dengan penduduk pedesaan. Tentu saja hal ini menuntut mereka untuk melakukan dua pekerjaan dalam satu waktu. Gadget diciptakan untuk mempermudah pekerjaan mereka.
Oleh karena itu, manfaat gadget dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Manfaat yang ditimbulkan gadget pun ada yang positif dan yang negatif maka, kami memilih topik ini karena sangat menarik untuk dibahas. Selain itu mudah dalam pengkajiannya karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut ini :
1.      Apa manfaat gadget?
2.      Apa dampak negatif dan positif gadget?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui manfaat gadget
2.      Untuk mengetahui dampak positif dan negatif gadget




BAB II

Pembahasan


2.1 Manfaat Gadget

Tentu saja penggunaan teknologi memiliki manfaat terutama di era globalisasi dan modernisasi seperti ini. Gadget sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya dalam mengerjakan tugas sekolah, kita dapat mencari informasi dengan sangat mudah dan dapat dilakukan dimana saja. Selain itu, gadget dapat dijadikan sebagai hiburan diwaktu senggang. Berbagai macam media yang disediakan gadget saat ini sangat mendukung untuk produktivitas kerja.
Selain itu bagi orang-orang yang memiliki profesi, gadget mempermudah dalam pekerjaan. Contohnya, mengetik dan melakukan pekerjaan olah kata maupun operasi hitung bisa menggunakan Microsoft Office versi gadget.
Dari segi komunikasi, gadget mempermudah dalam komunikasi jarak dekat maupun jauh. Hanya dengan menelepon atau mengirim pesan singkat, komunikasi pun terjalin dengan cepat dan mudah.
Dari segi sosial, gadget mempermudah kita mendapatkan teman. Terutama dengan menggunakan aplikasi sosial versi gadget, kita dapat dengan mudah mendapatkan teman dan informasi terbaru.
Dari segi pendidikan, gadget menambah informasi. Era globalisasi seperti ini, orang-orang dengan mudah mengakses internet sehingga informasi yang tersampaikan pun lebih cepat.
Sudah ada penelitan dan beberapa psikolog yang menyatakan bahwa bermain games dapat meningkatkan kemampuan otak dalam menentukan pilihan dan dapat mengurangi kecenderungan berbuat salah. Salah satunya, psikolog Evangeline I. Suaidy, M.Si. Beliau mengatakan dalam acara coaching clinic Cosmos di Kidzania, Pacific Place. (sumber tercantum di daftar pustaka). Oleh karena itu, gadget saat ini didesain untuk berbagai kategori permainan yang diminati masyarakat.
Selain itu gadget pun membuka peluang usaha. Saat ini, sedang menjamur bisnis online dengan mengandalkan kepercayaan. Dengan adanya bisnis online ini, memudahkan masyarakat dalam membeli keperluan meski waktu yang dimiliki terbatas. Mereka hanya perlu melihat barang melalui gambar yang diunggah melalui media sosial dan mentransfer uang melalui rekening tertentu dan ketika sudah terjadi kesepakatan, barang akan dikirim ke alamat yang dituju. Sangat mudah bukan? Itulah beberapa manfaat gadget yang dapat kami paparkan.

 



2.2 Dampak Gadget

Tentu saja dalam penggunaan gadget ada dampaknya. Dampak positif gadget adalah sebagai berikut. Gadget dapat meningkatkan pendapatan serta meraih keuntungan yang besar karena saat ini minat masyarakat terhadap gadget sangatlah tinggi. Masyarakat tidak terlalu memperhatikan merek yang penting mereka bisa bergaya dan mengikuti gaya hidup. Selain itu, gadget dapat meningkatkan mobilitas masyarakat serta kemudahan dalam mengakses informasi.
Adapula dampak negatif gadget yakni sebagai berikut.
Gadget diyakini dapat menimbulkan tumor otak pada otak orang dewasa, mengganggu pertumbuhan sel otak serta mengganggu kualitas sperma pada laki-laki sehingga dapat mengancam populasi manusia apabila hal ini terus terjadi.
Penggunaan laptop di atas paha dapat menimbulkan panas pada paha sehingga menyebabkan kanker kulit. Mengetik berlebihan/ jangka waktu lama dapat menyebabkan rusaknya otot tendon karena pemaksaan kemampuan otot jari.
            Gadget dapat menimbulkan sakit mata akibat radiasi dan cahaya. Selain itu, bisa menyebabkan seseorang kecanduan internet.
Dampak lainnya, gadget dapat mengurangi kreativitas serta istirahat. Gadget pun dapat menimbulkan kecelakaan akibat kelalaian seseorang.
Gadget  dapat mengurangi komunikasi serta mengandung kuman. Tanpa kita sadari, setelah kita beraktivitas seharian kita segera mengecek handphone ataupun gadget yang lainnya sehingga kita lupa untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Hal ini dapat menyebabkan kuman berkembang di gadget kita.
Timbulnya narsisme yang menyebabkan seseorang kekurangan empati dan simpati terhadap sekelilingnya. Orang hanya peduli terhadap dirinya sendiri atau hanya sekedar mengikuti tren agar terlihat tidak tertinggal zaman.
Mengurangi kinerja seseorang. Membuat orang menjadi lebih malas karena berkembangnya teknologi ini. Menyebabkan seseorang menyepelekan pekerjaan yang dilakukannya.
    










BAB III

Penutup


3.1 Simpulan

            Setelah pemaparan tentang manfaat dan dampak gadget dapat kami simpulkan bahwa gadget memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita. Manfaat yang kita dapatkan pun memiliki dampak yang cukup besar dan berresiko bagi kesehatan dan kehidupan sosial kita.
            Kita sebagai manusia harus bijak dalam penggunaan gadget. Jangan sampai kita yang dikendalikan oleh gadget. Tetapi, kita yang harus bisa mengendalikan gadget sehingga dampak gadget tidak terlalu besar terhadap diri kita.


Daftar Pustaka




Sunday, December 8, 2013

Sosiologi - Kajian Sosiologi

kali ini, ada postingan makalah sosiologi tentang kajian sosiologi. aku cuma posting isinya aja, cover, daftar isi, kata pengantar, dan penutup tidak dipostingkan (maaf). kajian sosiologi ada di bab 1 untuk kelas 1 sma/kelas X bagi kurikulum lama (sebelum 2013). semoga bermanfaat :)

Bab 1 – Kajian Sosiologi

A.      Sejarah dan Perkembangan Konsep Dasar Pemikiran Sosiologi Sebagai Ilmu
Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak lepas kaitannya dengan membutuhkan makhluk yang lain. Baik hubungan individu maupun kelompok. Manusia tidak akan pernah lepas dengan kehidupan sosial selama hidupnya berlangsung. Hubungan yang terjadi antara manusia dengan lingkungannya yang dalam sistem kehidupannya bersama dapat disebut juga sebagai masyarakat. Selain itu, manusia juga membentuk suatu sistem sosial yang menghasilkan suatu produk dan dapat kita sebut sebagai kebudayaan.
Suatu kajian mengenai masyarakat sangat penting untuk dilakukan karena untuk menangani suatu permasalahan yang ada di masyarakat harus berdasar pada informasi yang akurat dan hanya dapat dihasilkan melalui suatu studi sosiologi. Untuk itu, kita harus mengetahui kompetensi minimal sebagai dasar untuk memahami problematika sosial di lingkungan sekitar.

1.      Sejarah Perkembangan Sosiologi
Dahulu, sosiologi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung dalam filsafat. Materi yang dibahas belum bisa dikatakan sebagai ilmu sosiologi karena materi filsafat saat itu masih berkaitan dengan etika yang membahas bagaimana seharusnya masyarakat itu sedangkan sosiologi membahas kenyataan yang ada di masyarakat itu. Ilmuwan yang mengembangkan filsafat sosial diantaranya adalah :
1        Plato (429-347 SM) membahas unsur-unsur sosiologi tentang negara.

2        Aristoteles (384-322  SM) membahas unsur sosiologi dgn etika sosial.

Plato

Aristoteles

       Ilmuwan-ilmuwan lain yang memberikan sumbangan dalam sosiologi :
J.Locke

JJ Roseau

T. Hobes

Mereka memberikan sumbangan dalam sejarah ilmu sosiologi dengan membentuk ilmu yang disebut sosiologi dengan pemikiran mereka tentang kontak sosial. Namun, sampai awal tahun 1800-an, sosiologi masih belum dianggap sebagai ilmu pengetahuan.




(gambar diatas ini adalah gambar bapak Auguste Comte yang dikenal sebagai bapak sosiologi) Sebagai suatu disiplin akademis yang mandiri, sosiologi masih berumur relatif muda yaitu kurang dari 200 tahun. Istilah sosiologi untuk pertama kali diciptakan oleh Auguste Comte dan oleh karenanya Comte sering disebut sebagai bapak sosiologi. Istilah sosiologi ia tuliskan dalam karya utamanya yang pertama, berjudul The Course of Positive Philosophy, yang diterbitkan dalam tahun 1838. Karyanya mencerminkan suatu komitmen yang kuat terhadap metode ilmiah. Menurut Comte ilmu sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis bukan pada kekuasaan dan spekulasi. Hal ini merupakan pandangan baru pada saat itu. Di Inggris Herbert Spencer menerbitkan bukunya Principle of Sociology dalam tahun 1876. Ia menerapkan teeori evolusi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar tentang “evolusi sosial” yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian. Seorang Amerika Lester F. Ward yang menerbitkan bukunya “Dynamic Sociology” dalam tahun 1883, menghimbau kemajuan sosial melalui tindakan-tindakan sosial yang cerdik yang harus diarahkan oleh para sosiolog.

Pada saat sosiolohi masih dianggap sebagai ilmu yang bernaung  di dalam filsafat, dan disebut dengan nama filsafat sosial, materi yang dibagas tidak dapat dikatakan sebagai ilmu sosiologi seperti yang dikenal sekarang . sebab pada saat itu materi filsafat sosial masih mengandung unsur etika yang membahas tentang bagaimana seharusnya masyarakat itu (das solen) , sedangkan sosiologi yang berkermbang saat ini merupakan ilmu yang membicarakan bagaimana kenyataan yang ada dalam masyarakat  (das sein) .

Bapak Pendiri Sosiologi (The Founding Fathers Of Sosiology) 
Empat yang sampai kini pikirannya masih dipakai dalam teori sosiologi, yaitu Auguste Comte, Karl Marx, Max Weber, dan Emile Durkheim. Pandangan mereka telah memberi stimulan diskusi panjang tentang pelbagai persoalan terkait dgn kehidupan ekonomi, politik, dan kebudayaan. Pandangan mereka juga digunakan dalam disiplin ilmu social lain seperti ilmu politik, ekonomi, antropologi, dan sejarah.

1. Auguste Comte (1798-1857) 
Auguste Comte (Perancis, 1798-1857) mengemukakan istilah awal : SOCIAL PHYSICS (FISIKA SOSIAL) karena istilah ini sudah digunakan oleh ahli statistik sosial BelgiaAdophe Quetelet, maka istilah diubah menjadi sociology. Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua pendekatan yakni:
1. Statika sosial (social static) : mengkaji tatanan sosial. Statika mewakili stabilitas.
2. Sosial dinamik : mengkaji kemajuan dan perubahan social. Dinamika mewakili perubahan. Progres dlm membaca fenomena sosial perlu melihat masyarakat secara keseluruhan sebagai unit analisis. Dengan memakai analogi dari biologi, Comte menyatakan bahwa hubungan antara statika dan dinamika merujuk pada konsep order didalamnya ditekankan bahwa bagian-bagian dari masyarakat tidak dapat dimengerti secara terpisah, tetapi harus dilihat sebagai satu kesatuan yg saling berhubungan. 
2. Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx lahir di Trier, Jerman tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniwan Yahudi. Ia berkolaborasi dengan Friedrich Engels menulis buku berjudul The Communist Manifesto (1848). Lalu menulis buku : Das Capital, dua bab terakhir buku ini diteruskan oleh Engels karena Marx keburu meninggal. Menurut Marx, sejarah manusia mulai dari pertanian primitive, feudal dan industri, ditandai hubungan social yg melembagakan sifat ketergantungan untuk mengontrol atau menguasai sumber-sumber ekonomi. Mereka yg menguasai dan mengonytol sumber-sumber ekonomi adalah kelas atas, seangkan mereka yg hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak punya sama sekali adalah dari kelas bawah. Terjadi penindasan oleh kelas atas terhadap kelas bawah. Fokus perhatian Marx pada dua kelas penting : BORJUIS (kelas atas/kapitalis yg memiliki memiliki alat-alat produksi seperti pabrik dan mesin) dan PROLETAR (kelas bawah/ para buruh yg bekerja pada borjuis). Pendapat Marx terhadap fenomena social semacam itu (penindasan /eksploitasi kaum borjuis terhadap kaum proletar) hanya dapat dihentikan dengan cara mengganti atau merusak system kapitalis. Caranya dengan melakukan revolusi (prinsip konflik) kemudian mengg antinya dengan system yg lebih menghargai martabat manusia. Disamping dipuja banyak orang, Marx juga dikecam banyak orang, terutama pendapatnya tentang “agama sebagai candu masyarakat“ (the opium of the people). 

2. Max Weber (1864-1920) 
Max Weber lahir di Erfurt, Jerman berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Ayahnya seorang birokrat (kelak akan mewarnai pikiran beliau tentang birokrasi) yg menduduki posisi politik penting, sedangkan ibunya adalah seorang pemeluk agama Calvinisme yg sangat taat (juga mempengaruhinya melakukan studi tentang kaitan etika protestan dengan spirit kapitlisme industrial). Beliau menempuh kuliah di Universitas berlin belajar hukum. Setelah berhasil mengambilgelar doctor ia berprofesi sebagai praktisi hukum, di samping itu ia juga bekerja sebagai dosen di Universitas Wina dan Munich. Ia banyak mendalami masalah ekonomi, sejarah, dan sosiologi. Bukunya yg terkenal berjudul “ A Contribution to the histoy of Medieval Business Organizations” dan “ The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism” (1904) . Dalam bukunya yg kedua ini ia mengemukakan tesisnya mengenai keterkaitan antara etika protesan dengan munculnya kapitalisme di Eropa Barat. Pandangan Weber, kenyataan social lahir dari motivasi individu dan tindakan-tindakan social (social action). Dari pandangannya sebenarnya Weber lazim digolongkan “nominalis” yg lebih percaya bahwa hanya individu-individu sajalah yg riil secara obyektif, dan masyarakat adalah satu nama yg menunjukan pada sekumpulan individu yg menjalin hubungan. Pandangan beliau tentang tindakan sosila inilah yg kemudian menjadi acuan dikembangkannya teori sosiologi yg membahas interaksi social. 


4. Émile Durkheim (1858-1917) 
Lahir di Epinal, Perancis dan berasal dari keluarga yg mewarisi tradisi sebagai pendeta Yahudi. Ia awlnya sebenarnya bersekolah untuk menjadi pendeta. Durkheim merupakan ilmuwan yg sangat produktif. Salah satu karyanya yg berjudul “ The division of Labor in Society” (1968) membahas mengenai gejala yg sedang melanda masyarakat : pembagian kerja. Ia mengemukakan bahwa di bidang perekonomian seperti industri modern terjadi penggunaan mesin serta konsentrasi modal dan tenaga kerja yg mengakibatkan pembagian kerja ke dalam bentuk spesialisasi dan pemisahan okupasi yg semakin rinci. Pembagian tersebut dijumapai pula di bidang perniagaan dan pertanian. Lalu melebar pula pada bidang-bdang kehidupan yg lainnya : hokum, politik, kesenian, dan bahkan keluarga. Tujuan kajian durkheim ialah untuk memahami fungsi pembagian kerja tersebut, serta untuk mengetahui factor penyebabnya.
Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati suka menolong serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam masyarakat.
Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.
Tokoh utama dalam sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia internasional. Di Indonesia juga memiliki tokoh utama dalam ilmu sosiologi yang disebut sebagai Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan / Selo Sumarjan / Selo Sumardjan.
            Setelah itu, tak lama kemudian, ada beberapa pemikiran baru tentang sosiologi yang terkemuka, yakni :
1)      Difusionisme, menekankan pada pengaruh masyarakat individual yang saling bergantung dan meyakini bahwa perubahan sosial terjadi karena masyarakat menyerap suatu ciri atau kebudayaan dari masyarakat lain.
2)      Fungsionalisme, memandang masyarakat sebagai suatu jaringan institusi-institusi, seperti perkawinan dan agama sehingga menyebabkan perubahan pada setiap institusi.
3)      Strukturalisme, menekankan struktur sosial sebagai sesuatu yang paling berpengaruh dalam masyarakat dan berpendapat bahwa peran dan status sosial menentukan tingkah laku manusia.

1.      Objek Kajian Sosiologi Sebagai Suatu Ilmu
            Sosiologi muncul sebagai disiplin ilmu setelah pengkajian masyarakat lepas dari pengaruh filsafat, yakni Emile Durkheim merintis kajian menggunakan penelitian ilmiah. Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati suka menolong serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam masyarakat.
Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.
Tokoh utama dalam sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857) berasal dari perancis yang merupakan manusia pertama yang memperkenalkan istilah sosiologi kepada masyarakat luas. Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi di dunia internasional. Di Indonesia juga memiliki tokoh utama dalam ilmu sosiologi yang disebut sebagai Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan / Selo Sumarjan / Selo Sumardjan.
Semakin meluasnya objek kajian sosiologi, akhirnya Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa :
a.      Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara macam-macam gejala sosial. Sebagai contoh : gejala ekonomi dengan agama.
b.      Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial. Sebagai contoh : gejala geografis, gejala biologis, dan sebagainya.
c.       Sosiologi mempelajari ciri-ciri umum dari segala jenis gejala sosial.
Berikut adalah cabang-cabang dari sosiologi karena penelitian (analisis) yang menganalisis tentang cara hidup dan bergaul manusia yang perlu dipelajari sifat-sifat biologis manusia :
1.      Kriminologi, mengkaji tindak criminal dan penyebabnya serta usaha-usaha pengembangan berbagai metode pencegah kejahatan.
2.      Demografi, mempelajari bentuk, komposisi, dan persebaran populasi manusia.
3.      Ekologi Manusia, mempelajari struktur lingkungan perkotaan dan pola-pola penempatan dan pertumbuhan penduduknya.
4.      Ekologi Politik, mempelajari cara-cara seseorang mendapatkan dan menggunakan kekuasaan dalam suatu sistem politik, munculnya gerakan politik.
5.      Psikologi Sosial, mempelajari tingkah laku sosial yang dilakukan oleh individu dan hubungannya dengan individu lain dalam suatu masyarakat.
6.      Sosiolinguistik, mempelajari cara manusia menggunakan bahasa dalam situasi masyarakat.
7.      Sosiologi Pendidikan, mempelajari dan memahami lembaga pendidikan mentransformasikan perilaku budaya dan tradisi masyarakat.
8.      Sosiologi Ilmu Pengetahuan, mempelajari mitos dan berbagai pola sosial seperti ekonomi, tradisi budaya, dan hubungan keluarga.
9.      Sosiometri, pengukuran secara ilmiah mengenai hubungan antara anggota-anggota kelompok. Alat ukurnya disebut sosiogram.
10.  Sosiologi Urban, mempelajari kondisi dan masalah sosial yang terjadi di kota-kota.


A.    Sosiologi Berfungsi Mengkaji Realitas Sosial
       Sosiologi terapan mampu menangani masalah sosial praktis dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya seseorang melakukan kajian di suatu tempat mengenai kemiskinan lalu menghasilkan analisis yang akurat lalu atas dasar analisi tersebut dijadikan kajian untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk mewujudkan peran tersebut, sosiologi berusaha mengupas realitas untuk mengungkap fakta dibalik fenomena sosial.

1.      Berbagai Realitas Sosial di Masyarakat
       Untuk memahami suatu masyarakat tidak bisa secara langsung karena masyarakat terbentuk dari berbagai aspek. Masyarakat tersusun atas berbagai realitas sosial dan untuk memahami masyarakat tersebut, kita perlu memahami realitas sosialnya. Dalam istilah yang digunakan Emile Durkheim, realitas sosial disebut juga fakta sosial. Fakta sosial ialah cara-cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang bersumber kekuatan dari luar individu yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu. Secara lebih rinci, Soerjono Soekanto (1982) meyatakan bahwa masyarakat terdiri atas beberapa realitas sosial sebagai berikut :
a)      Interaksi Sosial, cara komunikasi manusia yang dapat dilihat.
b)      Kebudayaan, suatu ciptaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hiduo dan melindungi diri.
c)      Nilai dan Norma Sosial, Nilai sosial adalah sesuatu yang bersifat abstrak dan merupakan prinsip-prinsip yang berlaku di suatu masyarakat. Sedangkan norma sosial ialah bentuk konkret (nyata) dari nilai-nilai sosial yang berupa peraturan, kaidah-kaidah, atau hukuman.
d)      Stratifikasi Sosial, pengelompokan atau strata seseorang dalam masyarakat.
e)      Status dan Peran Sosial, status sosial ialah posisi seseorang dalam masyarakat. Sedangkan peran sosial ialah tingkah laku yang muncul dari seseorang yang memiliki status sosial. Status sosial bersifat pasti sedangkan peran sosial bersifat dinamis (berubah-ubah).
f)       Perubahan Sosial, perubahan yang terjadi di suatu masyarakat.

2.      Hubungan Antarrealitas Sosial
       Enam aspek di atas saling berhubungan, saling memengaruhi, dan salingmenentukan. Aspek yang satu berpengaruh terhadap aspek yang lain, dansebaliknya. Hubungan yang terjadi antaranggota masyarakat, mencerminkanadanya hubungan antarrealitas sosial yang ada. Berikut penjelasan adanya hubungan antarrealitas sosial :
  1. Hubungan antara Nilai Sosial dengan Interaksi Sosial
Berlangsungnya suatu interaksi sosial di masyarakat tidak dapat dilepaskandari pengaruh nilai-nilai yang berlaku di masyarakat itu. Hal ini terjadi karenaseseorang dalam bertindak harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku.
  1. Hubungan antara Norma Sosial dengan Interaksi Sosial
Suatu masyarakat memerlukan norma agar mengarahkan interaksi sosial. Begitupun sebaliknya, interaksi sosial yang dilakukan seseoarang akan mempengaruhi norma sosial.

  1. Hubungan antara Status dan Peranan Sosial dengan Interaksi Sosial
Setiap orang yang memiliki status dan peran yang harus dijalankan. Contoh : seorang berstatus ustad maka peran dimasyarakat sebagai pembimbing.
d.      .Hubungan antara Kebutuhan Dasar, Norma, dan Istitusi Sosial
Suatu norma yang berkaitan akan membentuk rangkaian norma yang disebut sebagai institusi untuk mengatur kebutuhan dasar.
e.      Hubungan Antara Peran Sosial dengan Kebudayaan
Peran sosial terjadi karena adanya kebudayaan di masyarakat, tidak terjadi secara naluriah.


f.        Hubungan antara Kelas Sosial dengan Interaksi Sosial
Kelas sosial memengaruhi tingkah laku seseorang, nilai-nilai yang dianut,dan gaya hidup orang yang berada dalam kelas sosial tersebut.

B.     Fenomena di Masyarakat Sebagai Sumber Data Penelitian Sosiologi
       Semua realitas sosial dapat dipelajari oleh ilmu sosiologi dan dapat dipelajari pengaruhnya terhadap fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Berbagai gejala sosial dapat dikaji oleh sosiologi. Untuk memahaminya, kita memerlukan suatu studi sosial. Studi ini memungkinkan kita melakukan identifikasi data sosiologis mengenai fenomena dengan lingkungan.. Studi sosial merupakan kajian segala sesuatu yang berhubungan dengan individu, kelompok, atau institusi yang menyusun masyarakat. Saat kita mengkaji ketiga hal tersebut, berarti kita meneliti dari sudut pandang hubungan sosial dan kelompok.
Dalam pelaksanaan kajian sosial, kita membutuhkan 4 keterampilan pokok yaitu :
1.      Mengkaji, mengumpulkan data/informasi.
2.      Intelektual, menentukan dan menganalisis persoalan.
3.      Kerja kelompok, memudahkan pelaksanaan penelitian kajian sosial.
4.      Sosial, kemampuan berinteraksi dan bergaul dengan masyarakat (supel).
       Tambahan lainnya, kita harus kritis dalam mengajukan pertanyaan mengenai objek yang dikaji dan berusaha menemukan sendiri jawabannya. Metode seperti ini dinamakan metode penemuan. Informasi yang kita cari adalah data sosiologis. Data sosiologis ialah keterangan/informasi mengenai objek sosiologi yang dibutuhkan untuk membuktikan teori.
Jenis-jenis data sosiologis ada 2, yaitu :
1.. Data Kualitatif.
Data kualitatif adalah hasil penelitian yang tidak dapat diukur dengan angka/ukuran lain yang bersifat eksak. Data kualitatif dapat diperoleh melalui :
a.      Penelitian historis, mengkaji peristiwa-peristiwa masa lampau untuk dapat memahami kejadian masa kini.
b.      Penelitian komparatif, membandingkan dua objek yang dikaji.
c.       Studi kasus, memusatkan perhatian kepada fenomena sosial yang nyata di masyarakat.
d.      Penelitian historis-komparatif , gabungan antara penelitian historis dan komparatif. Metode ini digunakan untuk mengkaji suatu objek yang membutuhkan dua pendekatan sekaligus persoalan lebih efektif untuk dipecahkan.
2. Data  Kuantitatif
       Merupakan informasi hasil penelitian yang berupa angka-angka. Gejala-gejala yang dikaji dapat diukur dengan skala, indeks, tabel, ataupun rumus-rumus yang lalu diuji dengan rumus-rumus hitung statistik. Dalam ilmu sosiologi, sosiologi lebih banyak menggunakan uji statistik dalam mengkaji objek penelitian. Biasanya metode kuantitatif menggunakan uji statistik secara lebih rumit.

C.     Metode Pengkajian Sosiologi
       Setiap ilmu pengetahuan memiliki metode tersendiri dalam meneliti objek kajiannya. Dalam menjalankan oeran dan fungsinya, sosiologi memerlukan metodologi yang tepat untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan metode yang tepat, berbagai realitas yang ada di masyarakat dapat diungkap secara tepat.Pengungkapan yang tepat dapat menjamin keputusan yang akan diambil. Maka dari itu, berikut adalah metode-metode yang dilakukan ketika penelitian objek kajian sosiologi :
1.      Metode Survei
       Disebut juga sebagai metode polling dan paling banyak digunakan dalam sosiologi. Digunakan untuk mengukur sikap orang-orang mengenai berbagai hal. Ada dua macam pertanyaan dalam metode survei, yaitu :
a.      Pertanyaan terbuka, pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa uraian bebas.
b.      Pertanyaan tertutup, pertanyaan yang menghendaki responden menjawab sesuai dengan opsi yang ada..
Seorang peneliti dapat memilih kelompok individu sebagai responden (sampel). Sampel dapat dipilih secara acak (random) atau dapat dipilih sebagai perwakilan dari masyarakat (proporsional). Metode ini dapat digunaka untuk mengetahui informasi tentang sikap dan perilaku manusia.

2.      Metode Eksperimen Terkontrol
       Digunakan untuk mempelajari kelompok-kelompok kecil. Hanya ada sedikit pengkajian sosiologi yang dapat dilakukan dalam sebuah laboratorium dalam kondisi yang terkontrol. Sebagai contoh ada dua kelompok yang memiliki kesamaan dalam berbagai aspek tetapi ada satu aspek yang berbeda yang akan diteliti. Aspek-aspek tersebut disebut juga sebagai variabel.

3.      Metode Pengamatan Lapangan (Observasi)
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut.
a.       Tujuan Observasi
Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki sehingga berfungsi eksploitasi. Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi, jelas bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan atau tempat penelitian.
b.      Jenis-jenis Observasi
Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu observasi partisipasi dan observasi non partisipasi.
a.    Observasi partisipasi
Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompokyang ditelitinya. Keuntungan cara ini adalah peneliti merupakan bagian yang integral dari situasi yang dipelajarinya sehingga kehadirannya tidak memengaruhi situasi penelitian. Kelemahannya, yaitu ada kecenderungan peneliti terlampau terlibat dalam situasi itu sehingga proseduryang berikutnya tidak mudah dicek kebenarannya oleh peneliti lain.
b.    Observasi non partisipasi
Observasi non partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak dilakukan pada saat ini. Kelemahan cara ini antara lain kehadiran pengamat dapat memengaruhi sikap dan perilaku orang yang diamatinya.
c.  Keuntungan dan Kelemahan Penggunaan Observasi dalam Pengumpulan Data
a.    Kelebihan observasi
Kelebihan dari observasi, antara lain:
1.    Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
2.    Pengamat dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam melakukan penelitian. Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti karena takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan adanya pengamatan (observasi) langsung.
b.    Kelemahan observasi
Kelemahan dari observasi, antara lain:
1.    Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
2.    Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern akan sulit atau tidak mungkin dilakukan.
3.    Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.

4. Metode Analisis Isi (Content Analysis)
Analisis isi merupakan metode penlitian yang digunakan untuk mengetahui simpulan dari sebuah teks. Atau dengan kata lain, analisis isi merupakan metode penelitian yang ingin mengungkap gagasan penulis yang termanifestasi maupun yang laten. Oleh karenanya, secara praksis metode ini dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti; menjembatani isi dari komunikasi internasional, membandingkan media atau ‘level’ dalam komunikasi, mendeteksi propaganda, menjelaskan kecendrungan dalam konten komunkasi, dan lain-lain (Weber, 1990: 9). Dengan demikian, analisis isi lebih akrab digunakan di bidang komunikasi.
Menurut Weber, pemahaman dasar dari analisis isi adalah bahwa banyak kata sesungguhnya dapat diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori yang lebih kecil. Setiap kategori itu dibuat berdasarakan kesamaan makna kata, dan kemiripan makna kata dari setiap teks atau pembicaraan. Dengan asumsi itu, kita akan dapat mengetahui fokus dari pengarang, pembuat teks, atau pembicara dengan menghitung jumlah kategori yang ada dalam teks tersebut. Oleh karenanya untuk mengukurnya kategori-kategori itu, harus dibuat variable dari kategori tesebut dan telah memiliki keajegan makna. Sebagaimana yang kita kenal dalam metodologi kuantitatif, maka variabel yang ada harus valid dan reliabel. (Weber: 1990: )
Dalam kajian Weber, ada beberapa langkah dalam analisis isi untuk mengumpulkan data diantaranya:
1.      Menetapkan unit yang terekam, hal ini sangat penting dalam proses pengaregorian data. Dalam metode ini dapat dilakukan dengan beberapa level :
1.      Kata, yaitu mengklasifikasi masing-masing kata
2.      Paragraf, kalau sumberdaya manusia atau komputer yang tersedia terbatas, peneliti dapat mereduksinya dengan melakukan pengkodeaan berdasarakan paragraf. Namun hal ini sulit mendapatkan hasil yang reliable karena cakupannya terlalu luas.
3.      Keseluruhan teks, hal ini dilakukan dalam pengecualian ketika teks tersebut tidak terlalu banyak, seperti cerpen, headline berita, dan berita koran.
2.      Menetapkan kategori, ada dua tahap dalam menetapkan kategori. Pertama kita harus mengetahui apakah hubungannya ekslusif (spesial). Kedua, harus seberapa dekatkah hubungan antar unit dalam satu kategori.
3.      Melakukan tes coding di teks sampel. Hal ini diupayakan agar tidak ada ambiguitas dalam kategori. Tahapan ini juga digunakan untuk merevisi hal-hal yang tidak tepat dalam skema klasifikasi
4.      Menilai akurasi atau reabilitas
5.      Merefisi aturan pengkodingan